NABI MUSA DAN BUKIT THURSINA. Posted on 3:49 PTG by Qalam-hatiku.blogspot.com. Kisah Nabi Musa as, dimana pada suatu hari Nabi Musa bermunajat kepada Allah SWT, “Ya Allah, ya tuhanku perzahirkanlah rupa paras mu, ya Allah aku nak tengok, aku nak lihat dan aku nak tilik wajah mu ya Allah. Kata Allah SWT,”Tidak boleh ya Musa, kamu tidak mampu
Jika Allloh yang dituju adalah Dia Yang Maha Suci dan Maha LAisa Kamislihi maka sesungguhnya rekamannya orang itu tidak dapat diputar lagi karena program telah kadaluwarsa bahkan ke-Mahaan yang diduga dan di Angan-kan manusia itu sendiri menjadi batil disebabkan tak dapatnya pengetahuan itu menembus tembok ” Laisa kamislihi syaiun milik-NYA”.
Laisa kamislihi syai’un merupakan ungkapan yang berasal dari bahasa Arab. Frase ini ditemukan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, seperti dalam surat Asy-Syura ayat 11 dan surat Al-Ghaziyyah ayat 23. Secara harfiah, laisa berarti bukan, kamislihi berarti serupa dengannya, dan syai’un berarti sesuatu. Jika digabungkan, laisa kamislihi syai’un
Di dalam kitab simtud duror, ada tertulis : Allaahumma sholli wa sallim asyrofash sholaati wat tasliim, ‘alaa sayyidina muhammadinir rouufir rohiim. Pertanyaannya, Nabi Muhammad disifati ar rouuf, dan ar rohiim. Dimana kedua sifat itu milik Allah dalam asmaul husna, sedangkan Allah laysa kamislihi syaiun, lahul asmaul husna.
Oleh yang demikian, Dia berada dalam tasybih di dalamtanzihnya dan di dalam tazihnya di dalam tasybihnya. Dan Dia sama ada berada dalam tasybih atau tanzihnya, adalah tidak satu pun yang menyerupainya. [ Laisa kamislihi syaiun ]. ' Seterusnya, hakikat Allah adalah Wujudnya, dan wujudnya sebenarnya adalah Dzatnya. '
Perkara paling penting di sini adalah: 1- DIA itu ‘laisa kamislihi syaiun’ (tidak menyerupai mana-mana pun baik kejadian atau khayalan); 2- DIA maha besar (seluas mana pun manusia eksplorasi atau ciptaan pun, kekuasaanNYA tetap tidak dijangkau); dan. 3- Keupayaan itu adalah hak milik sepenuhnya dari DIA. Inilah antara intipati dari ILMU
Ilmu kalam merupakan salah satu disiplin ilmu yang membahas tentang teologi dan sistematika dari ilmu-ilmu ke-Islam-an. Dalam sejumlah literatur tentang ilmu kalam, terdapat berbagai macam “terminologi” yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan, apa yang dimaksud dengan ilmu kalam itu. Seperti yang dikemukakan oleh Zurkani Jahja dalam bukunya yang berjudul “Teologi Al Ghazali
FwXS7. 5daipcnyr9.pages.dev/1675daipcnyr9.pages.dev/3975daipcnyr9.pages.dev/1905daipcnyr9.pages.dev/875daipcnyr9.pages.dev/1885daipcnyr9.pages.dev/2555daipcnyr9.pages.dev/2595daipcnyr9.pages.dev/745daipcnyr9.pages.dev/149
laisa kamislihi syaiun artinya adalah